Mewaspadai pencucian otak terhadap para mahasiswa di Kalbar yang dilakukan oleh organisasi Negara Islam Indonesia (NII), Polda Kalbar telah mengintruksikan kepada seluruh jajarannya untuk mengantisipasi dengan cara tindakan preventif hingga tindakan tegas (penangkapan).
Demikian dikatakan Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Mukson Munandar, Kamis (28/4).
Menurut Mukson Munandar, terkait maraknya pencucian otak terhadap mahasiswa di Indonesia saat ini, Polda sendiri sudah mengintruksikan kepada seluruh Polresta maupun Polres jajaran Polda Kalbar untuk mengantisipasi hal ini, karena pencucian otak terhadap mahasiswa yang dilakukan NII merupakan salah satu isu yang meresahkan masyarakat Indonesia.
“Untuk mengantisipasi hal ini pula, Polda Kalbar bekerjsa sama dengan semua pihak. Masyarakat Kalbar harus selalu waspada, yakni dalam arti kata tidak dalam rasa kepanikan,” katanya.
Selain itu Mukson juga menghimbau kepada seluruh mahasiswa untuk selalu waspada terhadap orang-orang yang tidak dikenal, dan jangan mau di doktrin untuk berjihad oleh seseorang. Karena sudah banyak terjadi di Jawa bahwa mahasiswa telah menjadi korban pencucian otak oleh NII bermodus pendalaman agama Islam. Namun ujung-ujungnya mahasiswa yang menjadi korban disuruh membawa uang dan menyerahkan uang tersebut kepada NII. Dan diharapkan mahasiswa Kalbar tidak mau didoktrin seperti ini, imbau Kabid Humas lagi.
Sementara itu Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak Prof. H. Thamrin Usman saat dikofirmasi via teleponnya mengenai antisipasi pencucian otak terhadap mahasiswa yang dilakukan NII, dirinya sudah menugasi beberapa pihaknya untuk membuat surat kepada seluruh mahasiswa dan organisasi Islam di Untan guna mengantisipasi masukya NII di Untan.
“NII ini merupakan penipuan berkedok agama, jadi untuk mengantisipasi masuknya NII di Untan, kita juga menyebarkan intel-intel guna mengawasi kegiatan mahasiswa setiap harinya. Dan ini kita belum koordinasikan dengan Polda Kalbar karena masih antisipasi secara internal, selain itu juga belum ada hal-hal yang berbau NII di Untan,” ungkapnya.
Lebih jauh Rektor mengimbau kepada seluruh mahasiswa Untan untuk tidak berdiskudi mengenai agama kepada orang-orang yang tidak dikenal dan selalu berwaspada orang asing yang masuk ke kampus. “Dan jika ingin berdiskusi mengenai agama sebaiknya dengan orang yang dikenal dan benar-benar tepat untuk dijadikan teman diskusi,” himbau Rektor.
Sementara itu Zain Asykari Effendi merupakan mahasiswa Polnep semester 4 jurusan Tehknik Informatika mengatakan, untuk mengantisipasi pencucian otak yang dilakukan NII yakni dengan mewaspadai orang-orang asing yang masuk di lingkungan kampus serta menjauhkan diri jika diajak berjihad dan bergabung menjadi anggota NII.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar