1. NARKOTIKA
Zat-zat yang
terkandung narkotik adalah sebagai berikut :
A. Opioid
Opioid atau opiat berasal dari kata Opium. Opioid merupakan
sari pati dari bunga opium. Papaver
somniverum, yang mengandung kira-kira 20 alkoloid opium. Zat yang termasuk
dalam kelompok opioid adalah heroin, kodein, komerol, dan putaw.
Efek samping dari
penggunaan narkotika jenis ini adalah sebagai berikut
- Pengguna heroin
biasanya akan tampak mengantuk, badan terasa dingin, dan lubang manik mata
menyempit
- Penggunaan
dosis yang tinggi menyebabkan fungsi syaraf menurun, koma dan menyebabkan
kematian
- Pembuluh vena rusak akibat penggunaan jarum suntik yang tidak steril, tetanus,
dan gangguan pada jantung, dada, tenggorokan, kemandulan, dan impotensi.
- Efek sosial
bagi pengguna heroin adalah dapat menimbulkan tindak kejahatan dan kekerasan.
B. GANJA (CANABIS)
Nama lain dari ganja adalah mariyuana, hasyis, cimeng, budha
stik, atau marijane. Ganja (cannabis sativa) adalah obat despresan terbuat dari
daun tanaman cannabis yang mengandung kanabioid psikotaktif (THC (Delta 9
tetrahidrokanibinol) yang dapat dikategorikan sebagai depresan dan halusinogen.
THC (Delta 9
tetrahidrokanibinol) adalah salah satu dari 400 zat kimia yang ditemukan di
dalam ganja dan yang menyababkan efek perubahan suasana hati. Sebagai obat
despresan, ganja memengaruhi system syaraf dengan memperlambat aktivitas otak.
Ganja adalah
tembakau hijau seperti campuran daun. Ganja biasanya terbentuk dedaunan bewarna
hijau. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian lebih dari
10.000 meter diatas permukaan air laut. Salah satunya adalah Hasis dan minyak
hasis. Hasis dan minyak hasis adalah bentuk yang lebih kuat dampaknya dari
ganja. Hasis adalah hasil lelehan dari tanaman yang dijual dalam bentuk minyak
atau blok kecil hasil pemadatan. Ganja mempunyai beberapa nama populer, seperti
: dele, daun, cimeng, Pot, weed dan lain-lain.
Ganja menjadi
simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini
biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja
dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus
globallisasi yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di
India, sebagian sadhu yang menyembah dewa Shiwa menggunakan produk derivatif
ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui
pipa chilam/chium, dan dengan meminum Bhang
Apa sajakah dampak
langsung dari ganja?
Ganja memengaruhi
penggunanya dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa orang mengalami reaksi
lebih kuat dari yang lain. Reaksi yang paling umum yang di timbulkan oleh ganja
adalah kejang-kejang dan mabuk. Dan ada efek lain, seperti :
- Paranoid (ketakutan yang berlebihan)
- Muntah-muntah
- Kehilangan koordinasi
- Kebingungan
- Meningkatkan nafsu makan
- Mata memerah
- Halusinasi, dan
- Perasaan teler (perasaan melayang)
Apa sajakah dampak
jangka panjang dari ganja?
Penelitian telah
menunukan bahwa ada beberapa dampak yang lebih serius jika ganja dikonsumsi
secara rutin. Beberapa efek diantaranya adalah :
- Beresiko tinggi
terhadap bronkitis, kanker paru-paru dan gangguan pernafasan (ganja berdampak
dua kali lebih berat dari pada tar dari rokok)
- Kehilangan minat untuk melakukan aktivitas, kehilangan tenaga, dan kebosanan
- Mengganggu daya ingat jangka pendek, pemikiran logis dan koordinasi
- Kerusakan memori jangka pendek
- Daya pikir dan koordinasi tubuh menurun
- Mengganggu gairah seksual
- Mengurangi jumlah sperma atau periode menstruasi yang tidak teratur
- Perilaku gangguan mental yang sangat hebat
- Merusak sistem kekebalan tubuh atau imunitas, dan
- Gangguan kejiwaan
C. KOKAIN
Tentunya anda telah
sering mendengar kokain. Kokain adalah zat yang adiktif yang sering di
salahgunakan dan merupakan zat yang sangat berbahaya. kokain
(benzoylmethylecgonine) adalah kristlin tropane alkaloid yang di peroleh dari
daun koka yang nama latinnya adalah (Erythroxylum coca). Daun koka atau
Erythroxylum coca adalah jenis pokok Erythroxylum yang terdapat di Peru, Bolivia, dan Kolombia
di Pergunungan Andes, Amerika Serikat. Bahan ini kebanyakan digunakan di Amerika
Serikat
Kita dapat
mengenali seseorang yang menggunakan kokain dengan ciri-ciri :
- Gelisah
- Euforia (rasa gembira yang berlebihan)
- Banyak bicara
- Kejang
- Pupil melebar
- Mual atau muntah
- Terjadinya kekakuan pada otot leher
apa sajakah efek
samping dari kokain?
- Tekanan darah meningkat
- Pendarahan pada otak
- Penyumbatan pembuluh darah
- Darah tinggi
- Bola mata menjadi kecil
- Hilang nafsu makan dan mengakibatkan kekurusan
- Detak jantung menjadi cepat
- Terbius sesaat
- Bercakap berlebih-lebihan (dengan dosis yang tinggi akan menyebabkan percakapan
yang tidak di pahami oleh orang lain karena tidak munasabah. Rasa puas hati
yang diperoleh dengan dosis rendah bertukar kepada rasa bimbang dan rasa
gelisah dengan dosis yang tinggi)
- Rasa cergas yang di peroleh dengan dosis rendah menimbulkan kekeliruan dengan
dosis tinggi.
- Tidak dapat tidur
- Tidak menghiraukan kesehatan dan kebersihan diri
- Halusinasi
- Paranoia
- Desakan untuk melakukan kerja yang berulang-ulang
- Pergantungan fisikal dan psikologi serta meningkatkan daya tahan
- Psikosis kokain seperti psikosis amfetamin
2. PSIKOTROPIKA
Secara umum,
psikotropika dapat digolongkan sebagai berikut :
- Psikotropika golongan 1, yaitu psikotropika yang masih memiliki potensi yang
sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan. Misalnya : ekstasi
- Psikotropika golongan 2, yaitu psikotropika yang memiliki potensi kuat dalam
menyebabkan ketergantungan. Misalnya : fleksklidine
- Psikotropika golongan 3, yaitu psikotropika yang berpotesi sedang dalam
menyebabkan ketergantungan. Misalnya : rohipnol dan magadon
- Psikotropika golongan 4, yaitu psikotropika yang berpotensi ringan dalam
menyebabkan ketergantungan. Misalnya : diazepam (valium), estazolam, dan
frisium
A. Barbiturates
Barbiturat disebut
juga asam barbiturat
Barbiturat
digunakan secara medis untuk menenangkan orang dan sebagai obat tidur.
Barbiturat merupakan obat yang dibeli dengan resep.
Barbiturat
mempengaruhi sistim syaraf pusat, menyebabkan perasaan lembab, dan tergantung
pada dosisnya, efeknya dapat bertahan antara tiga hingga enam jam. Barbiturat
dapat menyebabkan orang jadi sembrono, merasa bahagia dan kebingungan mental ketidak bahagiaan juga dapat diakibatkan oleh barbiturat.
Dosis yang tinggi
dapat menyebabkan pingsan, masalah pernapasan dan kematian. Kematian akibat
overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena dosis yang berbahaya
takarannya sangat dekat dengan dosis normal yang aman. Kemungkinan overdosis
lebih meningkat lagi bila barbiturat dikonsumsi bersamaan dengan alkohol.
Risiko penggunaan barbiturat juga meningkat bila obat tersebut disuntikkan.
Tubuh dapat dengan
cepat menjadi toleran terhadap barbiturate, yang mengakibatkan ketergantungan
fisik dan mental. Sakaw dapat menunjukkan gejala mudah marah, tidak bisa tidur,
sakit-sakitan, tidak bisa diam, kejang-kejang, dan halusinasi.
Pengguna berat
barbiturat lebih rentan terhadap masalah dada dan hipotermia.
B. Buprenorfin
Buprenorfin (nama merek: Subutex) adalah opiat (narkotik) sintetis yang kuat
seperti heroin (putaw), tetapi tidak menimbulkan efek sedatif yang kuat.
Seperti metadon (lihat Lembaran Informasi 670), buprenorfin biasanya dipakai
dalam program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang
dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.
Buprenorfin bukan penyembuh untuk ketergantungan opiat: selama memakai
buprenorfin, penggunanya tetap tergantung pada opiat secara fisik. Tetapi
buprenorfin menawarkan kesempatan pada penggunanya untuk mengubah hidupnya
menjadi lebih stabil dan mengurangi risiko terkait dengan penggunaan narkoba
suntikan, dan juga mengurangi kejahatan yang sering terkait dengan kecanduan.
Dan karena diminum, penggunaan metadon mengurangi penggunaan jarum suntik
bergantian.
Program buprenorfin sering mempunyai dua tujuan pilihan. Tujuan pertama adalah
untuk membantu pengguna berhenti memakai heroin (detoksifikasi), diganti dengan
takaran buprenorfin yang dikurangi tahap-demi-tahap selama jangka waktu
tertentu. Tujuan kedua adalah untuk menyediakan terapi rumatan, yang memberikan
buprenorfin pada pengguna secara terus-menerus dengan dosis yang disesuaikan
agar pengguna tidak mengalami gejala putus zat (sakaw).
Ada risiko pengguna narkoba suntikan (penasun) akan menyalahgunakan buprenorfin
dengan mengurus tablet, melarutkannya dengan air, lalu memakai larutan dengan
cara suntikan. Hal ini menimbulkan dua masalah: pertama, buprenorfin tidak
larut dalam air, sehingga cairan mengandung gumpalan obat, yang dapat
memampatkan pembuluh darah, dengan risiko terjadi emboli (penyumbatan), yang
dapat mematikan. Kedua, perilaku suntikan terus berisiko menyebarkan infeksi.
Oleh karena itu, versi buprenorfin yang tersedia di Indonesia dikombinasikan
dengan nalokson, obat yang dipakai untuk mengobati overdosis opiat. Versi ini
dikenal sebagai Suboxone. Nalokson hanya bekerja bila disuntikkan pada pembuluh
darah, jadi bila dipakai melalui mulut, tidak ada dampak. Tetapi bila Suboxone
disuntik, nalokson langsung melawan dengan buprenorfin, sehingga tidak ada efek
sama sekali dari buprenorfin. Oleh karena itu, pengguna dihindari memakainya
dengan cara suntikan.
Bagaimana Buprenorfin Dipakai?
Buprenorfin biasanya diberikan pada klien program dalam bentuk pil yang tidak
ditelan, tetapi ditaruh di bawah lidah sampai larut. Proses ini membutuhkan
2-10 menit. Buprenorfin tidak bekerja bila dikunyah atau ditelan. Jangan
menyuntik tablet buprenorfin yang dibuat puyer dan dilarutkan dengan air.
Buprenorfin seharusnya dipakai di bawah pengawasan di klinik setiap hari.
Setiap klien membutuhkan takaran yang berbeda, karena adanya perbedaan
metabolisme, berat badan dan toleransi terhadap opiat.
Beberapa waktu dibutuhkan untuk menentukan takaran buprenorfin yang tepat untuk
setiap klien. Awalnya, klien harus diamati setiap hari dan reaksi terhadap
dosisnya dinilai. Jika klien menunjukkan tanda atau gejala putus zat, takaran
harus ditingkatkan. Umumnya program mulai dengan takaran 2-4mg buprenorfin dan
kemudian ditingkatkan 2-4mg per hari. Biasanya klien bertahan dalam terapi dan
mampu menghentikan penggunaan heroin dengan takaran buprenorfin 12-24mg/hari,
dengan maksimum 32mg/hari.
Buprenorfin dapat menyebabkan gejala putus zat bila dipakai segera setelah
opiat (heroin, morfin atau metadon).
Buprenorfin mempunyai yang disebut sebagai ‘efek plafon’. Setelah takaran
buprenorfin tertentu dipakai, takaran yang lebih tidak menimbulkan efek yang
lebih tinggi. Oleh karena ini, overdosis buprenorfin jarang terjadi, jadi
dianggap lebih aman daripada metadon.
Karena buprenorfin bertahan lebih lama dalam darah dibandingkan metadon, untuk
klien tertentu dosis buprenorfin dapat diberikan setiap tiga hari.
Buprenorfin sebaiknya tidak dipakai oleh perempuan hamil atau mungkin menjadi
hamil. Buprenorfin juga dapat mengarah pada air susu ibu (ASI), dan memberi
dampak buruk pada bayi yang disusui. Oleh karena itu, ibu yang menyusui
sebaiknya tidak memakai buprenorfin.
Apa Efek Samping Buprenorfin?
Efek samping buprenorfin pada awalnya serupa dengan opiat lain, termasuk sakit
kepala, mual, muntah dan sembelit. Namun klien yang dialihkan dari heroin ke buprenorfin
jarang mengalami efek samping. Sebelum mulai memakai buprenorfin, berhenti
memakai heroin atau metadon untuk beberapa waktu sehingga gejala putus zat
timbul, sedikitnya delapan jam untuk heroin dan 24 jam untuk metadon. Bila
mulai lebih cepat, dosis pertama buprenorfin akan langsung membuat sakaw.
Apakah Buprenorfin Berinteraksi dengan Obat Lain?
Beberapa obat dapat mempengaruhi tingkat buprenorfin dalam darah bila dipakai
bersamaan, dan sebaiknya klien dipantau untuk gejala sakaw atau sedasi setelah
mulai atau mengganti penggunaan obat apa pun. Saat ini hanya ada sedikit data
mengenai interaksi antara buprenorfin dan obat lain, suplemen, jamu atau
narkoba lain.
Tampaknya tidak ada dampak besar dari obat antiretroviral (ARV), selain
atazanavir dan mungkin saquinavir. Atazanavir dapat meningkatkan tingkat
buprenorfin dalam darah, sehingga takaran buprenorfin harus diturunkan bila
dipakai dengan atazanavir, dan mungkin juga dengan saquinavir.
Nevirapine dan efavirenz dapat mengurangi tingkat buprenorfin dalam darah, dan
walau kemungkinan besar perubahan takaran buprenorfin tidak dibutuhkan, klien
buprenorfin yang mulai ARV ini sebaiknya dipantau untuk beberapa minggu.
Tampaknya tidak ada interaksi yang bermakna dengan ARV lain.
Tidak ada interaksi dengan buprenorfin yang mempengaruhi tingkat ARV dalam
darah.
Bila buprenorfin dipakai bersama dengan flukonazol, fenobarbital, fenitoin atau
rifampisin, kemungkinan tidak dibutuhkan penyesuaian dosis buprenorfin atau
obat yang bersangkutan.
Penggunaan buprenorfin bersama dengan jenis benzodiazepin (mis. diazepam) dapat
menjadi berbahaya
B. Ekstasi
MDMA atau ekstasi,
adalah salah satu obat terlarang yang dibuat secara ilegal di laboratorium dan
diproduksi dalam bentuk tablet atau kapsul berbagai warna dengan desain yang
berbeda. Ekstasi juga dapat berupa bubuk. MDMA ini, mengandung struktur kimia
dan efeknya sejenis dengan amfetamin dalam sifat halusinogen. Ekstasi dapat
mendorong kita untuk untuk bekerja diluar batas kemampuan fisik sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi (kekeringan cairan tubuh).
Seperti narkoba
lainnya, tidak ada pengawasan terhadap kekuatan dan kebersihan dari zat
tersebut. Tidak ada jaminan bahwa sebuah pil ekstasi mengandung MDMA secara keseluruhan,
karena zat-zat tersebut sering dicampur dengan zat berbahaya lainnya. Nama lain
dari Ekstasi ini adalah Inex, XTC, Dolphin, Black Heart, Gober, Circle K, dan
lain-lain.
Pengguna ekstasi
dapat dikenali dari tanda-tanda perasaan gembira yang meluap-luap, rasa nyaman,
mual, percaya diri, rahang mengencang dan gigi bergemeletuk, paranoid,
kebingungan serta meningkatnya datak jantung, suhu tubuh, dan tekanan darah.
Apa sajakah dampak
langsung dari Ekstasi ?
- perasaan senang berlebihan
- perasaan nyaman
- mual-mual
- berkeringat dan dehidrasi
- meningkatnya kedekatan dengan orang lain
- percaya diri dan kurang mampu mengendalikan diri
Faktor-faktor yang
menyebabkan kita terjerumus narkotika yang berasal dari diri sendiri
- Kurangnya
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini menyebabkan
seseorang cenderung melarikan diri ke hal-hal negatif bila menghadapi masalah.
- Kurangnya
pengetahuan mengenai bahaya zat adiktif dan psikotropika. Penggunaan zat
adiktif dan psikotropika dalam jangka waktu lama dapat merusak kesehatan.
bahkan mengancam jiwa penggunanya.
- Rasa ingin tahu
yang sangat tinggi. Hal ini dapat menyebabkan seseorang selalu mencoba hal-hal
yang barn. termasuk mengkonsumsi zat adiktif dan psikotropika.
Faktor yang berasal
dari keluarga dan lingkungan:
- Ketidakharmonisan
dalam keluarga. Hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga dapat mendorong
seseorang untuk berpaling ke hal-hal negatif, termasuk mengkonsumsi zat adiktif
dan psikotropika.
- Kurang komunikasi
dan kasih sayang dalam keluarga. Hal ini dapat disebabkan kesibukan
masing-masing anggota keluarga sehingga kurang memberikan perhatian dan kasih
sayang kepada anggota keluarga yang lain.
- Lingkungan
pergaulan yang kurang baik. Bujukan dari teman yang menyalahgunakan zat adiktif
dan psikotropika dapat menjerumuskan seseorang untuk ikut menyalahgunakan zat
tersebut.
- Kondisi
lingkungan sekolah yang tidak mendukung. Sekolah yang tidak menerapkan aturan
tegas, tidak disiplin, dan tidak mendorong siswanya melakukan kegiatan positif
berpotensi menjadi sasaran peredaran zat adiktif dan psikotropika.
Seseorang yang
sudah terlanjur menjadi pecandu zat adiktif dan psikotropika akan melakukan apa
saja agar dapat mengkonsumsi obat yang mereka butuhkan. Hal ini tenth
menimbulkan masalah bagi dirinya dan orang lain. Untuk mencegah penyalahgunaan
zat adiktif dan psikotropika, di bawah ini ada beberapa tips:
- Tingkatkan
keimanan dan ketagwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Iman yang kuat menjadikan
mental kita sehat sehingga tidak mudah tergoda untuk mengkonsumsi obat-obatan
terlarang.
- Jangan pemah
mencoba. Pengguna obat terlarang biasanya memulai dari keinginan untuk sekedar
mencoba. Kemudian, ia mencoba lagi sehingga menjadi ketagihan. Dalam hal ini.
pengaruh lingkungan khususnya teman sangat menentukan. Teman sejati tidak akan
menjerumuskan kita untuk melakukan halhal yang tidak baik, seperti memakai obat
terlarang. Untuk itu, jika kita ditawari obat-obatan terlarang, maka katakan
dengan tegas: “tidak” dan jangan pernah tergoda untuk mencobanya.
- Meningkatkan
komunikasi dan menjaga hubungan yang harmonis dalam keluarga Jika kita sedang
menghadapi suatu masalah. maka ungkapkan kepada keluarga, seperti ayah, ibu.
paman, bibi. atau kakak. Masalah yang kita anggap berat sekali pun. niscaya
akan dapat terpecahkan. Jika ada suatu masalah jangan sampai kita tergiur untuk
mengkonsumsi obat terlarang. Pemakaian obat tersebut memang dapat membuat kita
berhalusinasi sehingga kita bisa melupakan masalah tersebut. Tetapi ingat, itu
hanya untuk sementara waktu. Penggunaan obat terlarang tidak akan pernah
menyelesaikan masalah. Namun, itu hanya akan menambah masalah baru dan merusak
diri kita.
- Ikut mengawasi
peredaran obat-obatan terlarang.
Bila anda mengetahui apabila ada teman atau orang lain
yang bertransaksi atau menggunakan obat terlarang. maka sampaikan hal itu kepada guru / BNN / Pihak Kepolisian terdekat guna diambil langkah sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku