Wajah-wajah polisi wanita (Polwan) cantik kini kerap menghiasi layar kaca televisi. Mereka menginformasikan berbagai kemacetan lalulintas di Jakarta dan sekitarnya. Salah satunya adalah Brigadir Satu Eka Frestya. Gadis berparas cantik ini mulai terkenal sejak penampilannya Desember tahun lalu. Sosoknya menjadi buah bibir banyak orang.
Parasnya yang cantik membuat sebagian penonton lebih gandrung melihat wajahnya, ketimbang menyimak lokasi mana yang sedang dijepit macet parah.
Keayuan perempuan 23 tahun itu, membuat popularitasnya melesat. Namun, menurut dia, popularitas itu tidak lantas membuat dia jadi besar kepala. Briptu Eka dinobatkan menjadi salah satu duta Kepolisian RI dalam menjalankan misi mendekatkan korps kepolisian--yang sedang dilanda krisis citra--dengan masyarakat.
Saat Ini Briptu Eka Frestya bertugas di NTMC (Nasional Traffic Management Center) Mabes Polri, Jakarta.
Dia pun berbagi cerita mulai dari alasannya menjadi polisi, mimpinya menjadi model, hingga tipe pria idamannya. "Saya jadi polisi karena menyukai tantangan yang memacu adrenalin, menangkap kawanan penjahat," ujar wanita yang memiliki hobi bermain jet ski ini.
Bak gayung bersambut, keinginannya Eka untuk menjadi polisi didukung kedua orang tuanya. Sebelum bertugas di NTMC dirinya terlebih dahulu telah ditempatkan di berbagai kesatuan. Setelah dilantik tahun 2006 menjadi polisi, Eka memulai kariernya dengan bertugas di Direktorat Samapta Polda Metro Jaya. Kemudian ia dipindahtugaskan ke Polres Bandara untuk menangani masalah TKI yang berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.
Kariernya terus menanjak, sehingga Eka kembali dipindahkan ke Direktorat Objek Vital Bagian Pariwisata Polda Metro Jaya. Lalu, dia ditugaskan di bagian narkoba dan terakhir di Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Parasnya yang cantik kerap memberi manfaat baginya saat bertugas, khususnya saat menangkap bandar narkoba. Penjahat seakan terpana begitu melihat wajah ayunya. "Saya pernah tangkap bandar narkoba, tapi penjahatnya bukan ketakutan malah tersenyum-senyum terus," dia mengisahkan.
Peristiwa lain yang tidak kalah lucu, kata Eka, yakni saat dia memeriksa tersangka narkoba asal Iran. Kesulitan berkomunikasi karena tersangka tidak bisa berbahasa Inggris, membuat dia bingung. "Saya hanya tahu bahasa Iran hamkare atau kerjasama. Tapi tersangka cuma senyum-senyum memandang saya saat bilang 'you hamkare'," kata dia sambil tertawa ketika mengingat peristiwa tersebut.
Meski cantik, jangan salah sangka. Dia tak kurang tegasnya saat bertugas. "Kalau ada yang berani macam-macam, khususnya pria, awas saja. Lima langkah nanti saya tilang lho," katanya bercanda.
Semenjak menjadi presenter dia mengaku banyak menimba ilmu baru, khususnya di bidang penyiaran. Menurutnya, dia terpilih menjadi presenter di NTMC tidak terlepas dari kerja kerasnya selama ini. Untuk ini, dia sebelumnya menjalani proses seleksi yang cukup ketat.
"Dari puluhan Polwan yang diseleksi, hanya empat orang yang terpilih. Salah satunya saya," katanya dia dengan nada bangga.
Eka mengaku, saat bertugas di lapangan mengenakan seragam lengkap, kerap kali dia digoda para pria. "Mau dong diborgol Bu Polwan," ujarnya menirukan.
Canda itu tidak lantas membuat dia marah, selagi masih dalam batas-batas yang wajar. "Kalau cuma canda biasa ya tidak apa-apa. Paling saya hanya tersenyum. Tapi kalau sudah kurang ajar, saya borgol dan tilang ditempat," seloroh Eka.
Bagaimana dengan kekasihnya?
Parasnya yang cantik membuat sebagian penonton lebih gandrung melihat wajahnya, ketimbang menyimak lokasi mana yang sedang dijepit macet parah.
Keayuan perempuan 23 tahun itu, membuat popularitasnya melesat. Namun, menurut dia, popularitas itu tidak lantas membuat dia jadi besar kepala. Briptu Eka dinobatkan menjadi salah satu duta Kepolisian RI dalam menjalankan misi mendekatkan korps kepolisian--yang sedang dilanda krisis citra--dengan masyarakat.
Saat Ini Briptu Eka Frestya bertugas di NTMC (Nasional Traffic Management Center) Mabes Polri, Jakarta.
Dia pun berbagi cerita mulai dari alasannya menjadi polisi, mimpinya menjadi model, hingga tipe pria idamannya. "Saya jadi polisi karena menyukai tantangan yang memacu adrenalin, menangkap kawanan penjahat," ujar wanita yang memiliki hobi bermain jet ski ini.
Bak gayung bersambut, keinginannya Eka untuk menjadi polisi didukung kedua orang tuanya. Sebelum bertugas di NTMC dirinya terlebih dahulu telah ditempatkan di berbagai kesatuan. Setelah dilantik tahun 2006 menjadi polisi, Eka memulai kariernya dengan bertugas di Direktorat Samapta Polda Metro Jaya. Kemudian ia dipindahtugaskan ke Polres Bandara untuk menangani masalah TKI yang berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.
Kariernya terus menanjak, sehingga Eka kembali dipindahkan ke Direktorat Objek Vital Bagian Pariwisata Polda Metro Jaya. Lalu, dia ditugaskan di bagian narkoba dan terakhir di Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Parasnya yang cantik kerap memberi manfaat baginya saat bertugas, khususnya saat menangkap bandar narkoba. Penjahat seakan terpana begitu melihat wajah ayunya. "Saya pernah tangkap bandar narkoba, tapi penjahatnya bukan ketakutan malah tersenyum-senyum terus," dia mengisahkan.
Peristiwa lain yang tidak kalah lucu, kata Eka, yakni saat dia memeriksa tersangka narkoba asal Iran. Kesulitan berkomunikasi karena tersangka tidak bisa berbahasa Inggris, membuat dia bingung. "Saya hanya tahu bahasa Iran hamkare atau kerjasama. Tapi tersangka cuma senyum-senyum memandang saya saat bilang 'you hamkare'," kata dia sambil tertawa ketika mengingat peristiwa tersebut.
Meski cantik, jangan salah sangka. Dia tak kurang tegasnya saat bertugas. "Kalau ada yang berani macam-macam, khususnya pria, awas saja. Lima langkah nanti saya tilang lho," katanya bercanda.
Semenjak menjadi presenter dia mengaku banyak menimba ilmu baru, khususnya di bidang penyiaran. Menurutnya, dia terpilih menjadi presenter di NTMC tidak terlepas dari kerja kerasnya selama ini. Untuk ini, dia sebelumnya menjalani proses seleksi yang cukup ketat.
"Dari puluhan Polwan yang diseleksi, hanya empat orang yang terpilih. Salah satunya saya," katanya dia dengan nada bangga.
Eka mengaku, saat bertugas di lapangan mengenakan seragam lengkap, kerap kali dia digoda para pria. "Mau dong diborgol Bu Polwan," ujarnya menirukan.
Canda itu tidak lantas membuat dia marah, selagi masih dalam batas-batas yang wajar. "Kalau cuma canda biasa ya tidak apa-apa. Paling saya hanya tersenyum. Tapi kalau sudah kurang ajar, saya borgol dan tilang ditempat," seloroh Eka.
Bagaimana dengan kekasihnya?
"Saya belum punya kekasih. Paling baru sebatas PDKT (pendekatan). Masih mencari yang terbaik, kalau mau bantu cariin boleh, kok. Dari kalangan wartawan juga boleh," kata Eka sambil tersenyum.
Eka mengaku tidak terlalu muluk-muluk soal kriteria pria idamannya. Yang terpenting, dia harus lelaki bertanggung jawab, setia, dan bisa mengerti profesinya sebagai polisi.
Soal cita-cita apa yang ingin dia capai ke depan, Eka mengaku ingin mencoba dunia modelling. Namun, itu semua dia tegaskan harus mendapat izin dari institusinya serta tidak mengganggu tugas-tugas pokok dia sebagai anggota Polri.
Eka mengaku tidak terlalu muluk-muluk soal kriteria pria idamannya. Yang terpenting, dia harus lelaki bertanggung jawab, setia, dan bisa mengerti profesinya sebagai polisi.
Soal cita-cita apa yang ingin dia capai ke depan, Eka mengaku ingin mencoba dunia modelling. Namun, itu semua dia tegaskan harus mendapat izin dari institusinya serta tidak mengganggu tugas-tugas pokok dia sebagai anggota Polri.
"Sekarang saya fokus dulu memberikan yang terbaik bagi Polri, khususnya NTMC," ujarnya mengakhiri perbincangan.
Delapan enam, Bu Polwan!
salam persahabatan blogger. saya berkunjung sahabat, dan saya ada kirim email untuk blog ini. maaf mungkin hanya saran biasa untuk pengembangan blog ini. maju terus blogger kalbar dan blogger kepoliasian. mahesa (makin hebat saja)
BalasHapusTrims Mas.. atas kunjungannya... saya pelajari dulu kiriman emailnya
BalasHapus